Di Bagi enam seper satu
Membaca judul artikel ini sepintas seperti postingan tentang ilmu hitung Matematika, Tapi sayang saya bukan ahli matematika, apalagi fakar Telematika. Sebetulnya itu hanya sebuah judul di posts baru yang akan saya share mengenai upah buruh pada pekerja orang yang sedang memanen padi di sawah, karena di tempat tinggal saya umumnya begitu, penghasilan padi yang di panen dengan upah yang sudah di tentukan sesuai perhiungan hasil dan upah untuk pekerja, dan itu tidak jadi masalah baik dari yang punya sawah ataupun dari pihak buruh, Karena upah tersebut sudah turun temurun di gunakan oleh para orang tua kita dulunya, namun penomena tersebut berbeda dengan hasil upah buruh atau pekerja, seperti Wiraswasta, buruh pabrik dan para kuli juga buruh-buruh yang lainya juga, dengan upah yang relatif kecil. Sudah pasti, kebutuhan masih kurang sesuai antar hasil buruh dengan biaya dan tuntutan hidup pada jaman sekarang ini.
Baca artikel sebelumnya : Keramat Dunia
Nasib seorang buruh :
Lajuan dan acuan jaman yang semakin pesat dan berkembang, namun kebutuhan hidup yang semakin menderu dan tuntuntan untuk hidup layak semakin menyempit, segala tekhnik keseimbangan tak kurang di terapkan namun bagi seseorang yang tidak mempunyai pendidikan dan modal dasar untuk usahanya mereka akan terlindas dalam medan kehidupan bermasyarakat ini, dengan hidup bermodal pas-pasan dan bermatapencaharian sebagai buruh, terkadang banyak cita-cita nya ketimbang penghasilanya, karena nasib buruh dewasa ini sangat miris dan memprihatinkan, walau segala usaha dan upaya mereka kerjakan namun hasil belum bisa untuk bisa menghidupi keluarganya dengan layak, dan terkadang nasib sang buruh Malang tak dapat di tolak, Untung tak dapat di raih..
Berbeda sekali dengan mereka orang yang mempunyai Pendidikan, dan berstatus PNS atau pegawai Negeri lainya, upah mereka saya rasa cukup untuk menghidupi keluarganya, dan jarang seorang pegawai negeri hidupnya sesusah orang buruh. dan disini saya bisa sedikit menyimpulkan sungguh sangat bermanfaat nya menjadi orang pandai yang berpendidikan, karena di balik pendidikanya bisa terpancar kesejahteraan bagi dirinya juga buat menghidupi keluarganya. akan tetapi kenapa di Indonesia ini pemerintah kurang memperhatikan nasib orang buruh, yang kurang bahkan tidak mempunyai pendidikan sama sekali.
Tentang Di Bagi enam seper satu :
Menyikapi seperti judul di artikel ini apakah itu cukup layak untuk penghasilan sebagai buruh tani.? kalau berbicara soal penghasilan sepertinya sipat manusia takan akan ada batas kecukupanya, yang kecil ingin yang lebih besar, sudah besar ingin yang lebih besar lagi dan seterusnya sampai tak ada batas nya sebelum di patok dua. Namun sebuah penghasilan dan pendapatan sebuah pekerjaan adalh faktor utama yang di harapkan oleh semua buruh dan pekerja. Dan yang di sebut dengan "Di Bagi enam seper satu" ialah penghasilan bagi pekerja yang memetik padi, dan pendapatanya setelah jumblah hasil yang di petiknya maka padi yang sudah di masukan karung, di timbang semua, jumblah seluruhnya ada berapa setelah di timbang misalkan saat memetik hasil satu orangnya dapat 6 kwintal maka upah hasilnya kebagian 1 kwintal.
Tetapi pembagian hasil upah buruh panen/bawon di tiap daerah mungkin berbeda tetapi itu di daerah saya seperti itu, entah pendapat anda apakah nilai upah seperti diatas cukup layak untuk kesejahteraan mereka ataukah sebaliknya. harapan saya semoga nasib kuli buruh dari semua yangbermata pencaharianya Buruh (Seperti saya) semoga kedepanya untuk lebih layak menerimanya daripada tahun yang sudah berlalu agar kesejahteraan Masyarakat Indonesia, benar-benar pemerataan itu tepat di jalankanya hingga jangan sampai terjadi istilah yang kaya makin kaya yang miskin tambah kismin hhhh.
"End " :
Hanya itulah yang bisa saya hadirkan dan ketengahkan pada artikel kali ini sebagai bentuk mewakili aspirasi hati, dan mungkin juga memwakili harapan semua nasib seorang buruh. semoga tidak ada yang keliru namun jika ada kata yang kurang enak di baca saya mohon maaf, saya tidak mengkritisi siapapun ini hanyalah hayalan tinggal lamun, syukur di jadi tuntunan kalau enggak anggap saja sebagai tontonan, tapi di arah yang baik dan positif. terima kasih sudah berkunjung di artikel ini, semoga bisa bermanfaat ...
71 komentar
amankan jerigennya dulu...
Sbnarnya sikap hidup "pantang putus asa" itu juga berlaku bg seorg buruh.
Ingat, faktor penentu suksesnya seseorg itu ada 3: PENDIDIKAN, KETRAMPILAN, dan KEBERUNTUNGAN.
Bg sorg buruh yg mungkin tdk bs memiliki Pendidikan, dia mau-tak mau harus memacu Ketrampilannya...
Siapa tahu dg begitu Keberuntungan juga menghampirinya.
dapat apa ya saya ?
kalau di tempat saya, buruh tani digaji harian mas, gak ada istilah dibagi-bagi seperti itu mas. rasanya gak adil juga ya kalu seperti itu.
semoga para buruh tani di perhatikan pemimpin bangsa ini, seperti yang di ceritakan mas Saud ini sangat tidak wajar buat para buruh tani. seharusnya lahan pertanian itu semakin di perluas bukan semakin di persempit seperti jaman sekarang, tetap semangat mas Saud :D
Ketika masih didalam kandungan Bunda,disanan sudah digariskan oleh sang Pencipta,untuk rizkinya,Usianya,( jodoh pati ) sekarang tinggal bagaimana manusianya itu sendiri,rezeki sudah diberikan ,bagaimana caranya mengais rezeki tersebut,tentu harus ada usaha,modal,dan niat,tapi yang jelas apapun yang ada dalam kehidupan kita sekarang ,yahh itulah harta kita,ngomongin soal Di Bagi enam seper satu,,,,kalau dikampung saya lain lagi lho,,,,buruh panen mendapatkan 100 kg,berarti dia berhak untuk menerima 10 kg,demikian Akang hehe
kok begitu ya mas...ditempat saya harian buat para buruh tani/kuli..kecuali kalau dia yang garap sawah hasil 1/3
Selamat atas Pertamaxnya Mas Pri + Mas Febri yah?
wkwkwkwk...ketipu nih,pinter banget mas saud ngasih judul,jadinya penasaran,eh nggak taunya apa yg kufikir tidak sama dengan yg kubaca,kayaknya perlu ditiru nih.hehehe
Nice post bang :D
salam Blogger
Andrekocak Blog
bagian dari tradisi, tempat saya masih ada pembagian seperti tu, cuma sudah mulai jarang
kunjungan malam mas.. saya kesini mau bagi2 kabar gembira.. besok saya liburr...yeyeyee.hehe
dengan adanya sistem bawon ini orang yang tidak punya sawah pun bisa ikut menikmati panen padi
ya begitulah nasib seorang buruh pak
Di tempat saya juga gitu Mas, ternyata sama ya cara baginya..
wah saya kasian juga untuk para petani, sudah bekerja keras tapi hanya mendapatkan hasil yang sedikit belum lagi kalau pas gagal panen, semoga para petani di Indonesia bisa lebih sejahtera yah mas :)
Oh begitu yah Mas Budi, jadi lebih simpel upah buruh nya Mas
Sangat memotivasi sekali yah komentar Mas Pri ini
Terima kasih Mas, sudah melengkapi artikel saya :-bd
Amin Mas Ferdon semoga saja Pemerintah Indonesia lebih
Memperhatikan Nasib Wong Cilik (seperti saya) agar sarana
Dan prasaran untuk mencari nafkah lebih mudah, bukanya malah
Mempersulit Masyarakat, semoga bangsa ini lebih Lestari :doa
Begitu yah Kang perjalanan lajunya sebuah kehidupan yang
Sudah di gariskan, tapi apapun itu resikonya saya tak mersa
Menyesal jadi orang tak punya Kang. tetap mensyukuri nikmat
Yang ada. Subbhanallah 100 kg dapat 10 kg berarti itu upah panen
Jadi Di bagi 10 Kang lebih parah dari daerah saya, kecil banget
Penghasilan Buruh tani di Tempat Kang Dede yah. Kasihan ckck :mn
Yah begitu adanya. baiklah sama-sama Mas
semoga pemerintah tau ya nasib para petani kita yang butuh kesejahteraan :)
Saya juga buruh
Tapi tak mengeluh
Sebab rejeki terus tumbuh
Asal mau usaha sungguh-sungguh
Bukan cuma doa saja saat bersimpuh
Apapun sistem pembagiannya
Di harapin berpihak ke para petani ya mas
sejahterakan nasib petani :) DUkung ARB :v #KampanyeTerselubung :D
di tempat saya buruh tani dibayar harian..kecuali kalau dia usahakan sendiri hasilnya 1/2..
padahal petani ini orang yang palin gbaik di dunia ini, tanpa mereka kita gk bisa makan selama hidup ini.. semoga untuk kehidupan yang lain petani ini menjadi orang yang paling mulia
miris juga ya ,, semoga para buruh mendapatkan perhatian yang lebih dari pihak pemerintah
wah kalau di tempat tinggal saya dulu ini namanya "Mbawon" atau "Bawon" mas.. buruh panen padi tidak di bayar dengan uang melainkan dengan padi.?? hehehehe
mungkin buruh juga harus terus belajar dan menambah ketrampilan, karna belajar itu tidak mengukur umur. Misal sekarang hanya bisa memetik dan di berikan upah enam sepersatu, besok mereka harus bisa mengolah tanah atau menanam, karna walau buruh tidak memiliki tanah dan modal untuk bibit, dalam pertanian ada juga istilah ijon, tanpa modah tanah garapan dan bibit milik sendiri buruh dapat memiliki penghasilan yang lebih layak, modal yang di butuhkan adalah ketrampilan bertani, ketrampilan ini dapat di pelajari di lingkungan sekitar dan tidak perlu bersekolah. Jadi pendidikan memang perlu tetapi jika sudah ada tuntutan harus menghidupi keluarga dan tidak mampu untuk belajar lagi secara formal maka apa yang memiliki potensial dan mudah dijangkau itu yang harus di kembangakan dan di pelajari. Terimakasih mas tulisannya sangat meginspirasi.
Upah atau buruh atau kuli Panen di kampung sayapun sama saja, Mau itu Panen Padi atau Kacang dan jagung hitungan nya juga 6/1 Gan! Mungkin karena sudah umum demikian kali yah? namanya juga kuli seberapapun itu sudah menjadi resiko. Mau Karyawan atau kuli Tani dan bangunan sama aja, Karyawan kerja untuk membuat kaya Bosnya, Kuli bangunan untuk menguntungan Subkon Nya,begitupun kuli Panen untuk tetap menguntungan Pemilik kebunnya!
iya mas,,,, bawon nya,,, dulu saya suka bantu nenek itung bawon ni,,,
mantap mas,, lanjutkan sharingnya ya
jangan lupa kunjangannya mas.
dimana-mana ternyata pembagiannya sama ya kalau panen :)
Waaah saya cuma dapat solar =(. soalnya pertamaxnya udah di gondol bang pri
iya kalau buruh tani,mungkin tergantung kebiasaan didaerang masing-masing yahk Kang,seperti di kampung saya kalau buruh tani menghasilkan seratus kg,maka siburuh tani tersebut akan mendapatkan 10 kg,demikian Kang
Semoga petani hidupnya bahagia,, Aamiin
setuju tuh Pak Uda ,memang benar,upah untuk pekerja itu harus dibayar sebelum keringatnya kering.itu pertanda bahwa kita tidak boleh menyia-nyiakan para buruh tersebut....
Wah di Tempat Mbak Indah berbeda yah Mbak..? kalau di tempat
Saya yah begitu adanya sangat prihatin ya Mbak?
kalo d tempat saya sepertinya harian bayarannya bos....
Sepertinya tradsi ini msih di pelihara ya Mas ? Tentunya semua memiliki dasar pemikiran dari sudut pendat yang sudah di musyawarahkan ya Mas ?
Salam
sedih sekali mas kalo sudah berbicara soal keberuntungan, kesannya kalau apa yang kita dapat tidak sesuai dengan harapan, jawabannya cuma satu: takdir! hiks :'(
sebaiknyaa selain dibayar dgn uang petani juga dibayar dgn hasil panen
ternyata sama ya pembagian nya kalau pas panen. Luar biasa mas karis :)
Tidak sebanding dengan hasil kerja kerasnya.
Setuju sekali saya juga dengan Pendapat Pak Uda dan Teh Enis
Semoga Semua yang berharta lebih peduli dengan nasib orang
Kecil, apalagi kalau pemerintah lebih memperhatikan pastinya
Beban mereka bisa sedikit tak terbebani. makasih Pak +Teh
Bingung mau komentar apa mas.. absen dlu aja lah
Nyantai aja Mas, mudah-mudahan di lain episode
bisa kebagian yah Mas? :ng
Terima kasih buat Sahabat blogging saya semua saja maaf jika tidak
terbalas satu-satu yah Sob? apapun pendapat Anda itu yang terbaik
Dan saya menanggapinya dengan Ikhlas. terima kasih yah Sobat ku :-bd
kalau menurut saya sih bang tentang upah yang layak itu, ya sebenarnya tergantung mereka yang menerima, jika sedikit tetapi disyukurin pasti itu layak, namun jika sebesar apapun tidak disyukurin yang ada tidak akan pernah cukup yang akhirnya ada kata upah tidak layak
iya munkin itu sudah darisananya Kang,soalnya cara-cara yang dipakai masih cara lama,yaitu cara nenek moyang dulu hehe
iya mas bud saya setuju kalau itu sih :)
terus dapet uangnya gimana donk mas :)
jadi intinya selalu bersyukur yah mbak, iya saya setuju kalau gitu sih hehe...
Di daerah saya juga masih seperti itu Kang :)
wah..ternyata setiap daerah hampir sama Kang pembagian hasil panennya
di daerah sy mirip itu.. plus Uang Makan
mengharukan sekali ya, tapi memang kenikmatan berbagi dapat dirasakan oleh mereka pastinya.
Edunnn Uyyy upah kerjanya Minim Skaleee hmm ... kasian sayahhhh kepada buruh tani Di Negara Kita ini Makin lama Makin Ketindess dan Semoga Di Tahun tahun mendatang akan Lebih lagi upah kerjanya hehehe aminnn :D
Iya mas saud, hampir sama itu sam daerah saya..:)
tt3tt3tt3tt3 Mas Curvasud bisa aja deh memuji orang
yah hanya artikel yang biasa aja Mas yang penting bisa untuk berbagi
Bener yah Mas tradisi itu sangat lekat pada masyarakat Indonesia
ini, Di daerah saya masih kental tuh Mas di Tempat Mas Wong
sudah agak. Jarang rupanya yah..? :mn
Oke deh Mas Febri sekarang atau besok maju lagi yah :ng
Amin Mas Mas Pur semoga begitu yah Mas Anthonie :-d
oke siiip deh Mbak Dwi saya nyolok gak yah..? =D
Pemaparan yang sangat Luar biasa Dari Mas Rozikin tentang
Nasib Buruh Tani. Dan tekhnik pendidikan seputar pembelajaran
Bertani. Terima kasih Mas sudah melengkapi artikel saya dengan
Taburan teks comments yang sangat membimbing buat saya :-bd
Woww ternyata Mbak Maya juga sama yah Pernah ngitung Bawon
Atau hasil upah buruh tani dalam memetik panen Padi,
Terima kasih yah Mbak atas Pendapatnya +top
Baik Mbak Siti semoga saya selalu bisa berbagi untuk semua
Kunjungan dan folback sudah di Laksanakan Mbak :)
Terima kasih Buat Sahabat Blogging saya semuanya Mas Mbak Bapak-Ibu Kakak
Yang sudah berpartisipasi di artikel ini. kunjungan dan Komentar dari Anda semua
Sangat mendidik dan Membimbing buat saya, dan sayangat berterima kasih :-d
Thanks for sharing. I think there should have a minimum wage system to help these people.
Keluarga kami di Magetan juga mempunyai sebidang tanah sawah namun tidak digarap sendiri melainkan dikerjakan oleh orang lain dengan sistem bagi hasil. Itu telah berlangsung tahunan sampai saat ini. Praktis kami tidak pernah membeli beras sepanjang tahun karena sudah tercukupi dari hasil sawah tadah hujan tersebut.
Sistem pembagian saya kira sudah cukup adil begitu juga ketika memanen dengan meminta bantuan tenaga orang lain/bawon. Sistemnya berlaku umumnya di tempat kami dan itu berlangsung lama. Namun saat ini tidaklah mudah mencari tenaga untuk panen. Coba perhatikan apakah ada generasi muda yang mau jadi petani atau buruh tani atau tenaga bawon. Rata-rata mereka sudah cukup umur, tua-tua, sulit berlangsungnya regenerasi. Lebih baik bekerja di sektor atau bidang lain di kota besar, bekerja di kantor, perusahaan, pabrik, menjadi TKI, dan sebagainya.
Petani, orang-orang yang 'nasibnya kurang beruntung' tetap mendapat perhatian dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota. Begitu juga di daerah kami. Banyak program/kegiatan untuk meningkatkan taraf hidup mereka agar hidup layak. Sudah menjadi kewajiban pemerintah meningkatkan kesejahteraan hidup mereka. APBD Untuk Rakyat! Rakyat sejahtera idaman kita semua.
Salam cemerlang!
begitulah nasib buruh di negara kita mas karris, belum ada kesetaraan sehingga meskipun seharian sudah banting tulang, tapi untuk memenuhi kebutuhan masih disambung dengan hutang :)
Jangan Komentar Promosi, Link Hidup, Spam Karena akan terhapus
Silahkan untuk "Follower blog, atau Berlangganan Lainya" di blog ini
Untuk Mengkonversi kode dan icon Smiley silahkan Klik dibawah ini
Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show SmileyHide Smiley Follower